Kerinci - Sejumlah Aktivis Kerinci Sungai Penuh salah satunya DELIMAN Ketua Umum LSM GAPELNAS, yang bergerak di bidang Ekonomi dan Lingkungan Pada Tahun 2016 telah mengusulkan penanganan banjir ( Luapan Air) di kabupaten Kerinci/Kota Sungai Penuh dengan didukung berbagai kalangan di antaranya 17 Kepala Desa 4 Camat, 24 Lembaga adat, Masyarakat dan pemuda. Tidak hanya itu, 3 FORUM WARTAWAN dan 5 LEMBAGA LSM dengan di tembuskan ke berbagai pihak.
LSM GAPELNAS mendapat Undangan resmi Audiensi dari Balai wilayah Sumatra VI Povinsi jambi pada saat itu. Namun diabaikan oleh pihak terkait, dan usulan lanjutan pada tahun 2021, pihak balai Sumatra VI juga mendapatkan undangan dari pihak tersebut. Tapi tanpa adanya komunikasi lanjutan terhadap kami, pihak terkait menganggarkan pembangunan INLET di Muara Sungai Batang Merao Rp 17 M dengangn kontrak 12 M.
Anggaran tersebut diduga terlihat tidak efektif dalam penanganan banjir yang terjadi. Terlihat saat sekarang luapan air semakin parah. di akibatkan pihak terkait tidak mengetahui dan tidak memperhatikan apa sebenarnya yang harus dilakukan.
Di duga anggaran yang di kucurkan mubazir, kami sebagai pengusul pengerokan di lokasi yg berpotensi sebagai penyebab terjadinya banjir di kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh, yakni Muara Sungai Batang Merao dan Air Berkali, dua hal tersebut di duga terabaikan.
Sementara Ketua DPD LSM Brajo Sakti Abdul Khapis, juga mengecam keras Balai Sumatera VI Jambi yang diduga kuat Proyek tersebut ajang korupsi dan diminta KPK RI Usut Tuntas Kontraktor yang menangani INLET Danau kerinci, yang sekarang menyebabkan meluapnya air sungai Batang Marao.
“Salah satu Ketua pelaksanaan adalah biasa disapa Eris,” sebutnya. (hps)
Facebook comments