Skip to main content

Buruknya Dan Lemahnya Kinerja Direktur RSUD Mayjen A Thalib Jadi Sorot Publik

Buruknya Dan Lemahnya Kinerja Direktur RSUD Mayjen A Thalib Jadi Sorot Publik
Buruknya Dan Lemahnya Kinerja Direktur RSUD Mayjen A Thalib Jadi Sorot Publik

Sungai Penuh - Dinilai Buruk, akibatnya banyak pasien tidak mendapatkan pelayanan Medis yang optimal. “Banyak pasien yang terlantar,” ujar Ketua Lsm Kerinci sungai Penuh, Pahmil sebagai kontrol sosial meminta direktur RSUDMHAT dipecat.

Menurut Pahmil  kondisi itu diketahui saat sejumlah anggota LSM  turun langsung ke lapangan beberapa waktu lalu. Para lsm menemukan pelayanan rumah sakit milik pemerintah daerah ini lebih bertujuan  komersil atau mencari keuntungan.

Contoh kasus diantaranya, para pasien diharuskan untuk memberikan uang muka terlebih dahulu saat pertama kali ingin di rujuk ke  rumah sakit.luar daerah  Bila tidak, mereka tidak akan mendapatkan pelayanan medis. Bahkan para Pasien yang tidak mampu membayar tidak dirawat diruang inap, mereka dibiarkan di ruang instalasi Gawat Darurat (IGD).

Dinilai direktur RSUDMHAT Debi Sartika  tidak ada IQ mengayumi membesarkan Rumah sakit,dalam era globalisasi persaigan.dengan rumah sakit swasta yang ada di sungai penuh.

Dalam hal kesehatan, Indonesia masih jauh tertinggal dari negara tetangga dan negara lainnya. Dulu, Vietnam masih tertinggal di belakang dalam hal kesehatan. Namun, justru sekarang keadaan berbalik. Vietnam jauh lebih menunjukkan kemajuan dalam hal kesehatan, sedangkan Indonesia masih merangkak-rangkak. Indeks Kesehatan Nasional memang mengalami kemajuan tiap tahunnya, tetapi kemajuannya sangat lambat.

Salah satu yang menyebabkan mengapa Indonesia masih tertinggal dalam hal kesehatan dibanding negara-negara tentangga lainnya adalah karena pelayanan rumah sakit yang masih buruk. Hal ini terjadi di rumah sakit H. Mayjend A. Thalib kota Sungai Penuh Provinsi Jambi. Adanya kasus pelayanan pasien di telantarkan yang membuat citra pelayanan rumah sakit buruk. Hal ini di Alami keluarga ibu Yuli Mardiana warga lawang agung, kecamatan pondok tinggi kota sungai penuh. 

Yuli Ibu pasien mengatakan ke media ini Kronologinya, Jumat 6 September 2024 sekitar pukul 5.00 wib sore, anaknya pasien Abel rahayu (Alm) mengalami demam tinggi dan mencret hingga mengalami kejang-kejang dan dibawa langsung ke RS. H. Mayjend H. A.Thalib.

Pada saat di UGD RS. Mayjend A. Thalib yang jaga hanya sekedar memeriksa dan memasang selang infus, tanpa membawa keruang ICU. pasien dan keluarga hanya diminta untuk menunggu diruang UGD sebabnya anak pasien disarankan untuk dirujuk ke Padang (Sumbar).

"Ya awalnya anak saya mengalami demam dan mencret. Karna suhu badannya cukup tinggi anak saya mengalami kejang-kejang dan langsung saya larikan ke rumah sakit ini, dan disarankan untuk dirujuk ke padang, tapi kenapa anak saya cuma dibiarkan di ruang UGD ini dengan selang infus. " Jelas Yuli ibu pasien. 

Lebih lanjut, ibu pasien mengatakan, "Sekitar jam 10 malam ia menanyakan kembali ke petugas keperawat kapan anaknya bisa secepatnya untuk dibawa rujuk ke padang,”.

Dan pihak Rumah sakit menyampaikan ke keluarga pasien dengan alasan bahwa semua ambulance Milik RS. H. Mayjend A. Thalib lagi tidak ada yang stanby, semuanya lagi berangkat. Sekitar pukul 10:30 Wib malam ibu pasien menghubungi paman pasien, guna untuk mencarikan ambulance agar pasien secepatnya dapat dirujuk ke Kota Padang (sumbar). Dan adapun ambulance sudah didapatkan dari luar namun pasien juga belum bisa dibawa rujuk. karna petugas Rumah sakit beralasan RS. Yang di Padang belum merespon nya.

Sabtu Sekitar jam 00:30 wib, pihak rumah sakit menyampaikan bahwa ada salah satu rumah sakit yang berada di bukittinggi (Sumbar) yang sudah merespon untuk pasien. Dengan syarat memenuhi biaya untuk perawat yang ikut mengantar pasien sebanyak Rp. 500.000,Walaupun pasien memiliki BPJS namun keluarga pasien pun tetap menyetujuinya. 

Dan menurut keterangan dari ibu pasien, Sesampai di RS. Bukittinggi, pasien langsung di bawa ke ruang ICU guna penangan lebih lanjut, dan menurut keterang dari dokter bahwa pasien mengalaminya pemecahan pembuluh darah. pada sekitar pukul 15:00Wib, pasien menghembuskan napas terakhirnya. 

Dengan adanya informasi ini. Ketua LSM Brajo Sakti Hapis Mengecam hal tersebut, Dan meminta Kedepanya berharap pihak rumah sakit RS, H. Mayjend A. Thalib, bisa meminimalisir potensi kekecewaan pasien terhadap pelayanan yang diberikan, dan hal-hal yang menjadi kekurangan sebelumnya dapat menjadi bahan perbaikan untuk kemudian hari.

Tidak itu saja kepemimpinan direktur rumah sakit di nilai gambang hal ini terlihat dari strikrural manajemen yang lemah sehingga rumah sakit rendahn PAD, juga dengan pelaksana keuangan yang di nilai amburadul, sehingga tidak ada tepat guna ,keuangan,dinilai direktur lemahnya IQ sehingga rumah Sakit terdampak ketinggalan dengan rumah sakit swasta yang ada di sungai penuh,baik itu sarana maupun prasaran, tidak itu saja RSUSMHAT tahun 2024 ini mendapat pembangunan gedung hal ini jelas dampak keterlibatan langsung direktur Debi yang sebagai PA, sedangkan struktural rumah sakit amburadul. (Hps)

Facebook comments