Skip to main content

Masyarakat Kumun Debai Tuntut Pemkot Sungai Penuh Harus Bertanggung Jawab Terhadap Sampah RKE

sampah
Masyarakat Kumun Debai Tuntut Pemkot Sungai Penuh Harus Bertanggung Jawab Terhadap Sampah RKE

Sungai Penuh – Pasca pemblokiran akses menuju Tempat Pembuangan Akhir sampah sementara di Renah Kayu Embun (TPA RKE) saat ini aktivitas pembuangan sampah di RKE kembali lancar.

Walaupun akses tersebut kembali lancar namun tidak demikian dengan tokoh masyarakat desa Kumun Debai mereka tetap berkomitmen tidak akan mundur untuk memperjuangkan penutupan TPA illegal di kawasan hutan produksi tersebut.

Informasi yang dihimpun, saat ini tidak ada lagi pemblokiran menuju akses TPA RKE dan truck pengangkut sampah juga sudah leluasa masuk membuang sampah. Sedangkan pertemuan yang direncanakan Rabu (12/1) kemarin batal, lantaran pada Senin (10/1) malam kemarin pemblokiran diterobos oleh pemkot untuk truck membuang sampah.

1

“Sekarang tidak ada pemblokiran. Truck sampah bebas seperti biasa membuang sampah,” ungkap salah seorang warga Kumun Debai.

Kadis LH Sungai Penuh, Khairul ketika dihubungi via heandphone mengatakan saat ini aktivitas pembuangan sampah menuju TPA RKE masih berjalan. Namun, pihaknya masih melakukan rapat berkaitan masalah tersebut.

“Ya, begitulah (lancar,red). Sekarang kita sedang rapat bersama pak asisten terkait persoalan itu,” ungkapnya, Kamis (13/1).

Sementara itu, Ferry Siswadhi, dikonfirmasi mengatakan pihaknya belum mundur. Perjuangan menuntut TPA RKE ditutup masih akan terus berlanjut.

“Memang sekarang lepas tidak ada pemblokiran. Tapi kita tidak akan mundur, kita tetap komitmen dengan apa yang telah kita mulai, hingga TPA itu ditutup. Kecuali TPA itu legal sesuai UU, baru kita siap mundur,” ungkapnya.

Ia menambahkan saat pemblokiran Senin (10/1) lalu, utusan pemkot mengaku akan pertemuan pada Rabu (12/1), namun pada Senin malam justru menerobos blokiran.

“Sikap itu tidak sesuai dengan komitmen pemkot saat itu. Sehingga pertemuan yang direncanakan Rabu kemaren batal, dan kita juga tidak mau lagi dijanjikan, kita tetap meminta TPA tersebut ditutup, tak ada lagi dialog, untuk apa,” ungkapnya.

Dia mengatakan, situasi saat ini berbagai isu yang disebarkan oleh oknum yang pro pemkot, mulai dari isu menyebutkan ada kepentingan pribadi orang yang saat ini berjuang, sampai menakuti masyarakat jika ikut aksi akan ditangkap polisi.

“Kita tidak tinggal diam, kita juga saat ini melakukan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya dan dampak dari sampah jika terus dibuang di RKE. Dan saya tegaskan, tidak ada satupun kepentingan pribadi disini, termasuk menjatuhkan Walikota Ahmadi, juga tidak, saya sendiri adalah tim Ahmadi yang ikut berjuang memenangkan beliau,” ungkapnya.

Ferry juga menegaskan, aksi pertama merupakan sikap yang diperlihatkan masyarakat menolak RKE dijadikan TPA. Perjuangan tidak berhenti sampai disitu, akan ada aksi lanjutan.

“Jika pemkot dan Walikota tidak juga menyadari itu, dan tidak juga dihentikan aktivitas pembuangan sampah, kita pasti akan melakukan aksi lanjutan. Jangan lah kita ini bersama-sama melawan undang-undang, sudah jelas TPA itu illegal tanpa izin,” tegasnya.(Kphs)

Facebook comments