Kerinci – Meskipun PDAM Tirta Sakti Kabupaten Kerinci telah meraih Award 2019 akan terus “Tetap Berinovasi” dalam memberikan pelayanan kepada konsumen yang merupakan salah satu tekad kedepan, sehingga dalam pelayanan terhadap konsumen dapat di jaga dan lebih baik lagi.
“Alhamdulillah dalam kategori pelayanan publik terbaik dan handal. Kita memberikan bentuk pelayanan yang lebih tinggi dari tahun kemarin. Salah satunya seperti, wilayah yang belum tercapai kita bantu. Seperti di daerah pedalaman Sungai Batu Gantih dan daerah yang belum masuk aliran PDAM,” kata Direktur PDAM Tirta Sakti Andi Triputra kepada viral publik di ruang kerjanya, Rabu (4/3).
Ia ini juga menerangkan tentang kualitas air milik perusahaan BUMD Kabupaten Kerinci yang bergerak dibidang sosial dan instalasi pengelolaan air sesuai dengan Permenkes.
“Untuk kualitas air yang kami berikan dapat terjamin oleh BPOM. Nah, kondisi ini berbeda dengan air bersih yang dikelola oleh desa seperti, PAM desa, maupun Pamsimas. Pengelolaannya harus ada instalasi pengelolaan air sesuai dengan Permenkes dan harus ada untuk menjamin kualitas air yang diberikan,” terangnya.
Lanjutnya, menurut data yang ada saat ini, PDAM Tirta Sakti Kerinci memiliki 33.800 pelanggan yang tersebar di tiap-tiap Kecamatan dalam Kabupaten Kerinci. Pendistribusian air bersih ini tetap mengupayakan hemat air sehemat mungkin dalam mendapatkan laba dari air tersebut. Dan terpilih masuk top 200 BUMD terbaik Indonesia dari lebih 1.149 BUMD yang di seleksi awal serta lolos seleksi tahap 1 penilaian keuangan berdasarkan data publikasi data sekuler dalam kegiatan Top BUMD Award 2020.
“Dengan adanya prestasi ini kita tetap berupaya meningkatkan kualitas air yang kita berikan serta memacu kinerja, kapan perlu kita kejar hingga PDAM Tirta Sakti di urutan pertama,” optimisnya.
Inovasi baru dalan mengelola manajemen serta memberikan kualitas air bersih yang lebih memadai lagi dengan terobosan pertama, yaitu: menertibkan meter konsumen. Agar ada perubahan pendapatan PDAM. Kedua, yaitu: mengurangi tingkat kebocoran air dengan kebocoran kecil, konsumsi masyarakat akan lebih tinggi. Hampir 50 persen selama ini pipa yang ada itu bocor disebabkan oleh ilegal koneksi atau pencurian air bersih. Mengganti jaringan perpipaan juga, karena ada jaringan yang sudah tidak layak pakai lagi, seperti pipa setengah inci minimal untuk lima rumah, ini malah lebih.
“Terobosan lainnya juga meminimalisir tagihan terhadap pelanggan dengan memperkecil tunggakan para pelanggan. Tunggakan pelanggan hampir mencapai Rp. 2,7 milyar. Ini yang akan kami tertibkan,” ungkapnya.
Pada Tahun 2020 ini, ada dua proposal yang diajukan ke Pemerintah Pusat sedangkan di Pemerintah Provinsi ada tiga proposal untuk Sapras penunjang PDAM, pipa dan Asesoris lain yang mengenai, optimalisasi Talan Kemulun, pipanisasi di Pulau Tengah, Tanjung Pauh, dan Sistem Penyediaan Air Bersih (SPAM).(khps)
Facebook comments