Skip to main content

Sudah satu Minggu lebih Polemik Sampah RKE Belum Tuntas

sampah
Sudah satu Minggu lebih Polemik Sampah RKE Belum Tuntas

Sungai Penuh - Polemik Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah sementara di Renah Kayu Embun (RKE,) tampaknya akan terus meruncing. Pemkot Sungai Penuh diwarning 2 kali 24 jam, untuk menghentikan aktivitas pembuangan sampah di lahan produksi RKE tersebut.

Hal itu sesuai dengan surat pemberitahuan yang diserahkan tokoh masyarakat Kumun Debai kepada Ketua DPRD Sungai Penuh, Selasa (4/1) kemarin. Bahkan, jika pemkot tidak mengindahkan dan tidak menghentikan aktivitas, maka masyarakat yang akan turun tangan menghentikan dan memblokir akses menuju TPA sampah di RKE.

"Benar, berdasarkan surat pemberitahuan itu, kita minta dalam waktu 2 kali 24 jam, jika tidak kita yang akan menghentikan secara paksa," ungkap Ferry Siswadhi, saat dikonfirmasi wartawan. Selasa (11/1)

Penghentian itu bukan tidak punya alasan yang cukup mendasar. Karena sampah semakin menggunung di TPA RKE, hingga hari ini jumlah sampah di RKE mencapai 200 ribu ton lebih sejak 2015 lalu.

" 200 ribu ton lebih sampah di RKE. Ini bukan jumlah yang sedikit. Tiap hari 60 ton sampah di buang dengan 9 armada sampah," ungkapnya.

Dia juga membandingkan produksi sampah yang dibuang ke RKE, pada era AJB produksi sampah hanya 52 ton per hari, sedangkan saat ini mencapai 60 ton per hari.

"Di lokasi TPA RKE, sampah juga sudah menggunung, tidak lagi pakai gali timbun, hanya buang saja. Dulu dijanjikan akan diolah,” ungkapnya.

Yang lebih membahayakan lagi, lanjut dia, sampah juga sudah masuk ke sungai, dan menyebabkan air berubah warna menjadi hitam. Kondisi ini sangat beresiko terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Ditambahkannya, lahan tempat pembuangan sampah di RKE juga semakin meluas. Semula pada tahun 2015 kurang dari 1 hektar, tapi sekarang sudah mencapai 4 hektar.

"Lokasi itu berstatus kontrak, dan tahun 2022 diperpanjang. Padahal lokasi tersebut tidak memiliki Amdal," katanya.

Oleh sebab itu, masyarakat mendesak agar aktivitas TPA RKE segera dihentikan, agar gunung sampah tidak semakin meninggi.

"Sekarang sampah sudah menggunung, kalau dipindahkan, tentu sampahnya tidak ikut pindah dan tetap disana.

“Pemkot pergi meninggalkan penyakit. Dari pada berkepanjangan, lebih baik sekarang dihentikan,"pungkasnya. (Kphs)

Facebook comments