KERINCI - Viral di sosial media Facebook seorang juru kampanye atau orator bergaya tokoh agama beroarasi di kampanye Paslon Bupati, Monadi-Murison.
Dalam orasinya dinilai bermuatan isu SARA, yang dilarang dalam kampanye, bahkan diduga sudah masuk kategori penistaan agama.
Dalam video yang beredar tersebut tampak orator berkostum baju putih ala ustadz, menerjemahkan ayat Alquran dan mengarahkan dukungan ke Monadi. Materi yang dismpaikan juga berbicara soal ruh hingga kelahiran nabi Adam, baru kemudian masuk ke ranah politik dengan mengatakan yang tidak memilih Monadi, iblis.
"Kalau tak mau pilih Monadi, iblis lah itu," ujarnya seperti di video yang viral.
Belum diketahui dimana lokasi dan kapan kampanye itu digelar. Hanya saja nampak massa mengenakan baju kotak-kotak simpatisan Monadi dan diatas pentas juga terlihat baleho ukuran besar Monadi- Murison.
Video itu juga dibagikan oleh sejumlah netizen di grup-grup Facebook dan media sosail lainnya, serta mendapat kecaman pengguna medsos. Netizen menilai ujaran yang disampaikan tokoh agama itu masuk kategori penistaan agama.
"Cubo kayo dengar baik baik, apokah ustadz apakah buya yang sebagai jurkam di kampanye monadi morison ini, apakah pantas dia menyatakan kl bagi uhang kinci yang tidak memilih monadi adalah Iblis tolong kayo alim ulama, NU, kemenag, Muhammadiyah, organisasi islam lainnyo.. apo idak lah termasuk penistaan agama ini, ini sudah meresahkan masyarakat atau menyesatkan," caption akun Peserta Anonim, unggahan video tersebut.
Unggahan tersebut mendapat banyak respon dari netizen, menanggapi dengan berbagai komentar dan kecaman.
"Nauzubillah himin zalik, sapo buya itu ? Segeralah bertaubat," tulis akun Zainuddin Din.
"Apakah beliau menyamakan Monadi sebagai Nabi Adam As. Didengar dari sebelum beliau menyebutkan orang Kerinci yang tidak memilih monadi adalah iblis, beliau dahulu menyebut tentang Allah SWT meniupkan ruh ke dalam Nabi Adam As," tulis akun Arlon Darwin.
"Ustadz mano yang kampanye itu. Lah menyamakan Monadi dengan Nabi Adam As. Sungguh jauh panggang dari api, bohong semua itu," tulis netizen lainnya Damanhuri.
"Ustadz yang yang memberi tausiah ini perlu dilaporkan sebagai tindakan penistaan agama. Tolong alim ulama Kerinci mengambil tindakan agar kehidupan beragama khususnya di Kabupaten Kerinci aman hendaknya," tulis akun Muslihudin Sip.
"Ini sudah sesat Buya. Jangan campur adukkan ayat Alquran atau hadis dalam kampanye,apalagi untuk memilih seseorang," kata netizen lainnya.
Warga menilai seharusnya dalam kampanye itu menyampaikan Visi-Misi dan program prioritas calon bupati. Bukan menterjemahkan ayat Alquran atau hadis semaunya yang terkesan pesanan calon bupati.
"Sangat kita sayangkan ada tokoh agama berkata seperti itu. Sudah jelas menyesatkan, tak ada kewajiban masyarakat untuk memilih Monadi," kata Dani warga Kerinci. (***)
Facebook comments