Kerinci - Progres pembangunan proyek Perusahaan Listrik Tenaga Air (PLTA) oleh PT Kerinci Merangin Hidro (KMA) di Batang Merangin, Kecamatan Batang Merangin, Kabupaten Kerinci sudah mencapai 67 persen.
Hal ini disampaikan Direktur pelaksana proyek PLTA KMH, Alimuddin Sewang saat kunjungan mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla di PLTA, Rabu (13/9/2023) yang lalu.
Ia mengatakan untuk pekerjaan kontrukainya sudah dimulai awal 2019 dan saat ini progres pembangunannya sudah mencapai 67 persen.

“Pada akhir tahun 2023 ini pekerjaa sipil akan selesai dan selanjutnya masuk ke fase hidro mekanikal elektrikal, kita rencanakan unit pertama operasi pada Januari 2025 dan total unit operasi April 2025 mendatang,” katanya.
Direktur pelaksana proyek PLTA KMH ini menyebutkan PLTA KMH ini nantinya bisa mensuplai kebutuhan listrik untuk wilayah Sumatera, dan khusus sebagai pembangkit peaker di saat jam-jam puncak listrik banyak digunakan.
"Proyek ini interkoneksi dengan sistem Sumatera, begitu masuk jaring PLN itu jaringan gardu induk terdekat ada di Bangko setelahnya dia konek dengan seluruh Sumatra,” sebutnya.
“Pembangkit ini tugas khusus sebagai pembangkit peaker, maksudnya pembangkit ini diutamakan untuk mensuplai ke PLN pada saat jam-jam puncak kalau di Indonesia diatara jam 5 sampai jam 10 malam setelah itu beban turun lagi dan besok naik lagi,” jelasnya lagi.
Alimuddin Sewang menyebutkan PLTA KMH dipasang dengan empat pembangkit listrik atau turbin penggerak, dimana masing-masing turbin bisa menghasilkan listrik disaat darurat maksimal 110 MW.
“(PLTA KMH) Dipasang dengan turbin 350 Megawatt supaya handal dibangun dengan 4 unit, setiap unit berkapasitas minimal 87,5 Megawatt, setiap unit itu bisa menghasilkan listrik sampai 110 MW pada saat emergency, misalnya disaat salah satu (turbin) mati tiga lainnya tetap bisa mensuplai 350 MG,” terangnya.
Alimuddin Sewang juga mengungkapkan proyek PLTA KMH tersebut nilai investasinya USD 895 juta. Pendanaan konsersium dari semua bank lokal Indonesia.
“Nilai investasinya 895 juta USD, itu kalau di rupiahkan kurang lebih Rp 13 Triliun. Pendanaan konsersium dari semua bank lokal, Bank Mandiri, BNI, BRI, leadernya BNI,” ungkapnya.
Alimuddin Sewang menyebutkan PLTA KMH dengan kontrak Build Operate and Transfer (BOT) akan menjadi milik negera dalam hal ini PLN setelah masa kontraknya usai.(hps)
Facebook comments