Skip to main content

Mardani Ali : PKS akan Ajukan Capres-Cawapres pada Pemilu 2019

Pilpres
Foto : Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan, Sejahtera Mardani Ali Sera.


Bantul - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera, Mardani Ali Sera mengatakan partainya akan memunculkan calon presiden dan calon wakil presiden pada Pemilu 2019.

"Di PKS ada tiga yang dilakukan, yang pertama memunculkan capres-cawapres karena Pemilu 2019 paling istimewa serta pemilihan anggota legislatif dan pemilihan presiden yang berbarengan," katanya di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Minggu, (25/3).

Pernyataan tersebut menanggapi persiapan PKS menghadapi Pemilu 2019, usai menghadiri Pentas Budaya dan Orasi Politik dalam rangka menyambut Milad PKS Ke-20 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PKS Kabupaten Bantul.

Menurut dia, pada Pemilu 2019 pelaksanaan pemilihan anggota legislatif serta pemilihan presiden dan wakil presiden yang bersamaan secara teori siapa yang ada di capres-cawapres berpeluang besar membawa gerbong pileg.

"Itu strategi pertama, karena itu PKS per 14 Januari 2018 sudah memutuskan ada sembilan nama untuk capres-cawapres, dan sekarang sedang bekerja," kata Ketua Tim Pemenangan Anies-Sandi pada Pilkada DKI Jakarta tersebut.

Dia mengatakan, langkah kedua yaitu konsolisasi mesin politik sebagaimana seperti yang diadakan DPD PKS Bantul ini, bahkan tim dari Bantul sudah rapi dan mampu menghadirkan seluruh kader partai dari 17 kecamatan dan 75 desa se-Bantul.

"Jadi ini konsolidasi mesin dan yang ketiga tentu jualan, tetapi tema jualannya apa, kalau mau mengalahkan Pak Jokowi, apa sih PKS tawarannya. Pak Jokowi kan kuat, misal infrastruktur, nah kita apa," kata Mardani.

Ia mengatakan, setidaknya ada tiga yang ditawarkan, yang pertama terkait ekonomi, karena ekonomi yang dilihat sekarang ini ibarat 'istana pasir', yang berarti kelihatannya tumbuh, tapi gini rasio masih bermasalah.

"Kemudian ada defisit transaksi berjalan, belum lagi kalau melihat perbankan kita masih belum efisien, 'margin of interest masih tinggi. Singapura-Malaysia itu dua persen kita masih empat persen, sehingga akhirnya masyarakat belum dapatkan uang yang murah," katanya.

Ia mengatakan, terkait dengan pendidikan karena walaupun negara sudah mengalokasikan anggaran mencapai 20 persen, tetapi masih perlu ditingkatkan, karena diakui kualitas pendidikan Indonesia jauh ketinggalan.

"Yang ketiga kita membangun keberkahan Indonesia yang lebih berkah, tentu konsepnya bagaimana memperbesar perekonomian syariah, bagaimana membuat riba makin kurang, bagaimana membuat petani, dan nelayan semua mendapatkan haknya," katanya. (red.)

 

Sumber : antaranews.com

Facebook comments