Skip to main content

Fachrori, Bersama Ulama Wujudkan Pembangunan Jambi lebih baik

Fachrori, Bersama Ulama Wujudkan Pembangunan Jambi lebih baik
Fachrori, Bersama Ulama Wujudkan Pembangunan Jambi lebih baik

Jambi - Gubernur Jambi Fachrori Umar, menghadiri Haul Ke 50 Tuan Guru KH. Abdul Qodir Ibrahim wafat 6 Jumadissani 1391 H di Pondok Pesantren As'ad Olak Kemang Jambi, Sabtu (1/2).

Ia mengakui pentingnya hubungan ulama dan pemimpin dalam upaya pembangunan karakter bangsa karena sebagai pemimpin, dirinya merasa perlu dinasehati dan diingatkan khususnya dari Tuan Guru, para Kyai dan Ulama.

"Keberadaan ulama dan umaro sangat penting untuk saling mendukung dalam membangun karakter bangsa dimana bekal ilmu serta ilmu agama yang tertanam dengan baik pada setiap individu menjadi tuntunan untuk senantiasa berbuat baik. Perlu nasehat dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin dan mengajak mewujudkan Jambi lebih baik," ungkap Fachrori.

Memperingati Haul KH. Abdul Qodir Bin Ibrahim merupakan ulama yang mempunyai jasa besar terhadap perkembangan Islam khususnya di Provinsi Jambi, sekaligus juga sebagai pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) As'ad Jambi. Jasa beliau sangat besar dalam membantu pemerintah untuk mengadakan sarana pendidikan mencerdaskan kehidupan bangsa di bidang ilmu pengetahuan Islam maupun ilmu pengetahuan umum.

"Beliau yang memperkenalkan pentingnya kurikulum pelajaran umum serta memperjuangkan pendidikan bagi kaum wanita di Jambi," jelasnya.

1

Banyak gagasan baru yang telah diperbuat KH. Abdul Qodir Ibrahim bagi perkembangan ilmu agama dan pendidikan di Provinsi Jambi, dengan Haul yang dilaksanakan tersebut dapat menjadi momentum bersama untuk dapat mendoakan dan mengenang jasa perjuangan ulama khususnya KH. Abdul Qodir Bin Ibrahim yang telah berjasa dalam syiar agama Islam di Provinsi Jambi.

"Metode pendidikan di Pondok Pesantren As'ad ini telah mampu mengkolaborasikan antara kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual agar lulusan pondok pesantren ini memiliki Imtaq dan menguasai Iptek serta berbagai keterampilan wirausaha sehingga mampu bersaing dan berkontribusi dalam pembangunan," papar gubernur.

Sebelumnya Murid Ponpes As'ad KH. Najmi Qodir menerangkan Haul yang dilaksanakan bukan untuk mengagung - agungkan sosok KH. Abdul Qodir Ibrahim melainkan untuk menelusuri serta mengambil pelajaran dari kehidupan sosok ulama yang telah mengabdikan dirinya untuk agama dan pendidikan.

"Tidak untuk mengagung - agungkan beliau, maksud kita untuk dapat menelusuri perjalanan hidup dari lahir hingga wafat 10 Juli 1970 M/6 Jumadissani 1391 H dengan keteguhan iman beliau yang berani sampaikan yang haq (kebenaran) meskipun di tengah penguasa zalim," jelas KH .Najmi Qodir.

Pada Tahun 1943 dimana penguasa Jepang memerintahkan seluruh masyarakat Jambi untuk menyembah matahari terbit atau menghadap timur setiap pagi serta wanita Jambi dianjurkan untuk keluar rumah.

"Beliau sampaikan kepada penjajah Jepang secara langsung terkait perintah tersebut yang tidak sesuai syariat dan aqidah hingga beliau menggebrak meja tanda perlawanan di hadapan pemimpin Jepang," ungkapnya.

2

Kecerdasan KH. Abdul Qodir Ibrahim serta tekad beliau untuk belajar dan tidak ada waktu yang terbuang sehingga pada umur 13 tahun sudah menjadi Ulama.

"Pernah ditanyakan kenapa beliau cepat sekali mendapat kehormatan sebagai ulama dan beliau menjawab mempergunakan waktu secara maksimal dengan membaca banyak kitab," pungkasnya.

Gubernur Jambi dalam acara tersebut secara pribadi memberikan bantuan untuk Ponpes As’ad yang diterima langsung KH. Najmi Qodir.(Adv/Wen)
 

Facebook comments