Skip to main content

Viral: Mau Menerima Penghargaan, Walikota Jambi Rela Naik Ojek

Viral
Viral: tampak Walikota Jambi, Syarif Pasha, rela menaiki Ojek saat ingin menerima Penghargaan.


Jakarta - Ternyata ada yang menarik dan sempat luput dari perhatian media saat Wali Kota Jambi Syarif Fasha, naik motor menuju tempat acara penyerahan angugerah Kota Sehat, di Kementerian Dalam Negeri Jakarta, Selasa pagi kemarin (28/11/2017).

Wali Kota, Fasha sempat meminta pengemudi mobil yang akan membawanya menuju tempat acara tersebut berhenti, karena arus jalan raya yang sangat padat di ibukota pagi itu. Fasha pun berganti kendaraan dengan menumpang sepeda motor ojek.

Tak lazim memang, seorang kepala daerah dengan menggunakan pakaian sipil resmi (safari) berikut dengan atribut lengkap kepala daerah yang menempel dibajunya melaju dengan sepeda motor diboncengi seorang tukang ojek, tanpa protokoler, terlebih lagi ia pun harus rela tubuhnya sedikit basah dibawah rintik hujan Jakarta pagi itu.

Alhasil, itulah pilihan tepat seorang Wali Kota Syarif Fasha. Andaikan saja, ia tidak memutuskan berganti kendaraan dengan menumpang ojek, maka sang Wali Kota “Bangkit Berdaya” itu dipastikan terlambat menghadiri undangan penganugerahan Kota Jambi sebagai Kota Sehat dari Menteri Kesehatan, dan besar kemungkinan Wali Kota Syarif Fasha tidak dapat membawa anugerah kebanggaan masyarakat Kota Jambi itu sesuai pada waktu yang direncanakan.

Kabag Humas Setda Kota Jambi Abu Bakar mengatakan, pengalaman stafnya Wahyu Hariyadi, photografer Humas Kota Jambi yang berada dilokasi acara guna mengabadikan prosesi tersebut. Menurut Abu, photografernya menjelaskan, Wali Kota Jambi itu hampir saja terlambat karena pembawa acara sudah memanggil para kepala daerah terpilih termasuk Wali Kota Jambi untuk maju menerima penghargaan tersebut.

“Bapak hampir saja terlambat, saat itu mc sudah memanggil untuk yang ke 3 kalinya, dan bu Menteri juga sudah berada di panggung untuk menyerahkan penghargaan tersebut. Saya sempat gugup dan khawatir, namun secara tiba-tiba saya merasa lega, karena kurang dari 1 menit sebelum prosesi penyerahan dimulai, Bapak tiba-tiba muncul dan pas sekali berdiri di depan,” tutur Abu Bakar menirukan ucapan photografer Wahyu.

Sementara itu, berbekal tayangan foto dan video yang beredar di medsos saat Wali Kota Syarif Fasha beradu cepat dengan menumpang ojek di jalan raya Ibukota itu, kami pun juga mencoba mengkonfirmasi Wali Kota yang juga inisiator Kampung Bantar itu.

Dalam obrolan ringan, Syarif Fasha yang tidak mengambil gajinya sebagai Wali Kota itu menjelaskan kepada kami.

Dengan santai dan agak sedikit tertawa, Fasha menjelaskan, bahwa saat itu tidak ada pilihan lain. Ia harus rela turun dari kendaraan berpendingin dan bersih itu dengan berganti sepeda motor ojek dan tentunya juga rela menghirup polusi knalpot udara kendaraan yang saling menderu di jalanan Jakarta.

“Kita harus mengambil keputusan yang paling tepat diantara berbagai pilihan penting lainnya, itu prinsip dalam hidup,” ujar Fasha.

Fasha juga menjelaskan filosofi dan pengalamannya dalam menyikapi suatu pilihan. Ia mengatakan dalam menetapkan suatu pilihan, yang berperan justru bukanlah alternatif pilihannya, namun bagaimana mental bereaksi terhadap pilihan-pilihan tersebut.

“Intinya, apapun pilihannya, selama mental kita kuat dan positif maka tidak akan menjadi masalah. Justru, sebagus apapun alternatif pilihan kalau orang yang memilih memiliki mental negatif dan buruk, justru pilihan tersebut akan menjadi tidak tepat,” kata mantan konsultan yang telah malang melintang hingga menjadi pengusaha sukses itu.

Terkait dengan sepeda motor yang ditumpanginya, Fasha juga mengucapkan syukur dan berterima kasih kepada pengendara motor ojek yang dengan cepat dan tepat waktu mengantarkannya di tempat acara.

“Ada filosofi juga terkait sepeda motor ini dengan penghargaan yang kita raih ini. Sepeda motor itu mengajarkan kita akan keseimbangan dan konsentrasi. Dalam mengendarai motor, kita hanya bertumpu pada dua roda. Keseimbangan dua roda menggambarkan jalannya hidup kita, seperti bertumpu pada dua kaki kita untuk berjalan. Jika kita tetap mempertahankan keseimbangan, maka kita bisa terus melaju, jika kita tidak bisa mempertahankan keseimbangan, maka hidup kita bisa terombang-ambing ataupun jatuh. Keseimbangan hidup kita ada di tangan kita sendiri, bukan di tangan orang lain,” ujar Fasha.

“Disinilah kita diuji, apakah kita khususnya para stake holder kesehatan bisa tetap mempertahankan prestasi ini? Dengan tentunya menjaga ritme dan konsistensi hingga cepat sampai di tujuan yang diharapkan,” katanya.

“Naik motor juga identik dengan konsentrasi. Dinas Kesehatan dan stake holder kesehatan lainnya juga harus memiliki konsentrasi penuh, jangan setengah-setengah dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

Bukan hanya membuat program, tapi juga harus bisa menjalankannya dengan baik, bak sebuah kendaraan, jika hanya dibuat asal-asalan, maka kendaraan tersebut tidak akan stabil, bahkan bisa bikin kita tabrakan. Konsentrasi dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan dan fokus pada tujuan kita. Seperti halnya fokus dan konsentrasi pada impian kita, insyaAllah jalannya akan terbuka lebar,” demikian Fasha.

Sebagaimana diketahui, Selasa lalu (28/11), Wali Kota Jambi Syarif Fasha menghadiri undangan Menteri Kesehatan Republik Indonesia di Jakarta dalam rangka menerima anugerah Swasti Saba Padapa. Penghargaan bergengsi bidang kesehatan itu sekaligus menempatkan Kota Jambi sebagai 6 besar dari 174 nominasi Kota Sehat se-Indonesia.

Apresiasi atas kinerja Wali Kota Jambi beserta jajarannya terhadap pembangunan Kota Sehat tahun 2017 itu tertuang dalam keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 02.02/Menkes/558/2017.

Penghargaan dari pemerintah pusat atas keberhasilan Pemerintah Kota Jambi dalam peyelenggaraan Kota Sehat tahun 2017 itu, diserahkan secara langsung oleh Menteri Kesehatan Nila F Moelok dalam sebuah acara apresiasi yang berlangsung di gedung Sasana Bhakti Praja Kementerian Dalam Negeri, Jakarta.

Penghargaan ini juga sekaligus mencatat pundi-pundi penghargaan bidang kesehatan yang sebelumnya telah diraih Pemerintah Kota Jambi. Seperti diketahui, sebelumnya Wali Kota Jambi juga berhasil meraih anugerah Ksatria Bhakti Husada dan penghargaan Inovasi TOP 25 dengan inovasi Klinik Lansia Puskesmas Putri Ayu pada 2015 lalu.

Atas prestasi itu, masyarakat Kota Jambi juga patut berbangga, karena selain sebagai satu-satunya daerah dari Provinsi Jambi yang berhasil meraih penghargaan bergengsi bidang kesehatan tersebut, raihan ini juga mencatatkan prestasi luar biasa bagi Tanah Pilih Kota Jambi, karena hanya dalam 1 bulan saja berhasil meraih 5 penghargaan tingkat nasional secara berturut-turut.

Sebelum anugerah Swasti Saba Padapa ini, dalam bulan yang sama (November-red), Pemkot Jambi juga sebelumnya telah menerima penghargaan Indonesia’s Attractiveness Award (IAA) 2017 untuk kategori Kota Terbaik dan Kota Potensial untuk Investasi, penghargaan TOP IT dan TELCO kategori “TOP IT Implementation on Smart City Development 2017, penghargaan sebagai 25 Kota Terlilih dalam “Gerakan Menuju 100 Smart City,” anugerah KiHajar Award 2017 untuk kategori Utama, serta penghargaan Smart City Readness Tahun 2017 dari PT. Telkom Indonesia.(Egi)

Facebook comments